Welcome In Bali

selamat datang di blog ini, dalam blog ini anda akan dapat mengetahui informasi daerah pariwisata yang ada di bali yang wajib anda kunjungi apabila ke Bali

Selasa, 21 Desember 2010

Pantai Kuta (Kab. Badung, Bali)

Pantai Kuta (Kuta Beach)
Kabupaten/Kota : Badung
Kuta adalah wilayah yang semarak di Bali dan merupakan surga bagi wisatawan mancanegara. Kuta memenuhi segala kebutuhan wisatawan, seperti pasir putih, pantai dengan ombaknya yang sangat sempurna untuk berselancar, banyak restoran, kafetaria, dan disko yang membuat kehidupan malam sangat berkesan. Di sepanjang jalan banyak kios yang menjual beraneka ragam kebutuhan wisatawan, seperti pakaian, pita kaset, dan tiket yang dijual sangat murah. Kuta terletak 11 kilometer sebelah selatan Denpasar dan dapat dicapai dengan mudah menggunakan transportasi umum.
mulai dikenal ketika para pedagang dari Denmark membuka kantor perwakilan dagang disini. Hubungan dagang yang terjalin antara perwakilan dagang tersebut dengan penduduk pribumi asli kemudian berkembang dengan sangat pesat.
Baru mulai pada tahun 1930 sepasang suami istri asal California Amerika sangat terkesan dengan keindahan pantai Kuta yang waktu itu sama sekali belum terjamah campur tangan manusia, alias masih alami. Kuta Beach Hotel adalah hotel pertama yang berdiri di kawasan ini, namun sayang harus ditutup karena tentara Jepang menyerbu pulau Bali pada waktu itu. Pada tahun 1960 ketika banyak turis Australia yang harus singgah di Bali untuk perjalanan ke Eropa, Kuta mulai semakin dikenal kembali. Dalam perkembangannya, area Kuta semakin menarik kunjungan para wisatawan tidak hanya dari Australia, namun juga dari berbagai belahan dunia yang lain.
Dengan cepat berdirilah berbagai hotel di sepanjang kawasan pantai Kuta. Biasanya hotel-hotel dikawasan ini bertaraf internasional atau setidaknya sebuah grup hotel internasional. Berawal dari awal ujung pantai Kuta terdapat Inna Kuta B each Hotel, Hard Rock Hotel, Mercure Hotel, dll. Juga berdiri sebuah penginapan yang sangat nyaman bergaya butik resort yaitu Alam KulKul Boutique and Resort.
Waktu paling ramai di kawansan pantai Kuta adalah di sore hari atau sewaktu matahari terbenam (sunset). Semua turis apakan mancanegara ataupun lokal berkumpul menjadi satu disini. Apalagi ada momen-momen khusus di dalam negeri seperti liburan sekolah, liburan Lebaran Idul Fitri atau liburan tahun baru, bisa dipastikan keramaian itu semakin menjadi.
Di pantai Kuta pengunjung bisa melakukan selancar atau surfing, bermain sepakbola, bermain layang-layang, sekedar rebahan di pasir pantainya yang hangat, atau cuci mata menyaksikan para turis bule berjemur. Apabila tertarik dengan layanan kuncir rambut atau pembuatan tato sementara, itu juga bisa didapat di pantai ini.

Kuta is a vibrant area in Bali and is a paradise for foreign tourists. Kuta meet all the needs of tourists, such as white sand beaches with perfect waves for surfing, many restaurants, cafeterias, and disco that makes life very memorable night. Along the way many stalls selling a wide range of needs of tourists, such as clothes, cassette tapes, and tickets are sold very cheap. Kuta is located 11 kilometers south of Denpasar and can be reached easily using public transportation.
began to be known when the merchants from Denmark to open trade representative office here. Trading relationship that exists between the trade representative with the original native population and then develop very rapidly.
New start in 1930 a married couple from California Americans are very impressed with the beauty of Kuta beach, who was totally unspoiled human intervention, the alias is still natural. Kuta Beach Hotel is the first hotel that stands in the region, but unfortunately have to be closed because the Japanese army invaded the island of Bali at the time. In 1960 when many Australian tourists who had a stopover in Bali for a trip to Europe, Kuta started getting known again. In the process, the more interesting areas of Kuta tourist visits not only from Australia, but also from various parts of the world.
Quickly stand various hotels along the Kuta beach area. Usually the hotels area of this international standard, or at least an international hotel group. Starting from the beginning of the end of Kuta Beach Inna Kuta B contained EACH Hotel, Hard Rock Hotel, Mercure Hotel, etc.. Also stands a very comfortable inn boutique style resort that is Nature Kulkul Boutique and Resort.
Kawansan busiest time at Kuta beach is in the evening or during sunset (sunset). All whether foreign or local tourist gathered into one here. Moreover, there are special moments in the country such as school holidays, Idul Fitri holidays or New Year holiday, we can be sure the crowd was getting into.
Kuta beach, visitors can make surfing or surfing, playing soccer, flying kites, just lying on the warm beach sand, or wash the eyes of Western tourists watched the sun. If interested in the services ponytail hair or temporary tattoo, it can also be obtained at this beach.

Rabu, 15 Desember 2010

Taman Burung Singapadu (Kab. Gianyar, Bali)

Taman Burung Bali (Citra Bali Bird Park)
Kabupaten/Kota : Gianyar
Seiring dengan keindahan panorama Bali semakin banyak investor asing yang ingin mengembangkan usahanya di Pulau Seribu Pura ini. Hal ini terbukti dengan berdirinya sebuah Taman Burung Cirta Bali International di Desa Singapadu, Kecamatan Sukawati, Kabupaten Daerah Tingkat II Gianyar, lebih kurang 12 Km dari Kota Denpasar. Di tempat ini para wisatawan dapat melihat beragam jenis burung baik burung asli Pulau Bali, seluruh Indonesia maupun burung dari Mancanegara.

Along with panoramic beauty of Bali more and more foreign investors who wish to develop their business in the Thousand Islands this temple. This is evident with the establishment of an International Bali Bird Park Cirta Singapadu Village, Sukawati district, Gianyar Regency, approximately 12 km from Denpasar City. In these places tourists can see the variety of bird species of birds both native island of Bali, Indonesia as well as all the birds from Abroad.

Selasa, 14 Desember 2010

Garuda Wisnu Kencana (Kab. Badung, Bali)

Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana (bahasa Inggris: Garuda Wisnu Kencana Cultural Park), disingkat GWK, adalah sebuah taman wisata di bagian selatan pulau Bali. Taman wisata ini terletak di tanjung Nusa Dua, Kabupaten Badung, kira-kira 40 kilometer di sebelah selatan Denpasar, ibu kota provinsi Bali. Di areal taman budaya ini, direncanakan akan didirikan sebuah landmark atau maskot Bali, yakni patung berukuran raksasa Dewa Wisnu yang sedang menunggangi tunggangannya, Garuda, setinggi 12 meterArea Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana berada di ketinggian 146 meter di atas permukaan tanah atau 263 meter di atas permukaan laut.
Patung Garuda Wisnu Kencana berlokasi di Bukit Unggasan - Jimbaran, Bali. Patung ini merupakan karya pematung terkenal Bali, I Nyoman Nuarta. Monumen ini dikembangkan sebagai taman budaya dan menjadi ikon bagi pariwisata Bali dan Indonesia.
Patung tersebut berwujud Dewa Wisnu yang dalam agama Hindu adalah Dewa Pemelihara (Sthiti), mengendarai burung Garuda. Tokoh Garuda dapat dilihat di kisah Garuda & Kerajaannya yang berkisah mengenai rasa bakti dan pengorbanan burung Garuda untuk menyelamatkan ibunya dari perbudakan yang akhirnya dilindungi oleh Dewa Wisnu.
Patung ini diproyeksikan untuk mengikat tata ruang dengan jarak pandang sampai dengan 20 km sehingga dapat terlihat dari Kuta, Sanur, Nusa Dua hingga Tanah Lot. Patung Garuda Wisnu Kencana ini merupakan simbol dari misi penyelamatan lingkungan dan dunia. Patung ini terbuat dari campuran tembaga dan baja seberat 4.000 ton, dengan tinggi 75 meter dan lebar 60 meter. Jika pembangunannya selesai, patung ini akan menjadi patung terbesar di dunia dan mengalahkan Patung Liberty.



Garuda Wisnu Kencana Cultural Park (English: Garuda Wisnu Kencana Cultural Park), abbreviated pedestal, is a tourist park on the southern island of Bali. This tourist park is located in the foreland of Nusa Dua, Badung regency, about 40 kilometers south of Denpasar, the provincial capital of Bali. In the garden area of this culture, is planned to set up a landmark or mascot of Bali, the giant statue of Lord Vishnu who is riding the mount, Garuda, as high as 12 meterArea Garuda Wisnu Kencana Cultural Park located at an altitude of 146 meters above ground level or 263 feet above sea level.
Garuda Wisnu Kencana statue is located in Bukit Unggasan - Jimbaran, Bali. This statue is the work of renowned sculptor Bali, I Nyoman Nuarta. This monument is developed as a park of culture and became an icon for tourism in Bali and Indonesia.
The statue is a tangible god Vishnu is the god in the Hindu Preserver (Sthiti), riding a Garuda bird. People of Garuda can be seen in the story of Garuda & empire that revolves around the act of devotion and sacrifice of the bird Garuda to save his mother from slavery that ultimately protected by the god Vishnu.
The statue was projected to tie spatial visibility to 20 km so that it can be seen from Kuta, Sanur, Nusa Dua up to Tanah Lot. Garuda Wisnu Kencana statue is a symbol of environmental rescue mission and the world. The statue is made from a mixture of copper and steel weighing 4,000 tons, with a height 75 meters and 60 meters wide. If construction is finished, this sculpture will become the largest sculpture in the world and beat the Statue of Liberty.

Minggu, 12 Desember 2010

Taman Kupu-Kupu (Kab. Tabanan, Bali)

Taman Kupu-kupu Bali(Butterfly Park)
Kabupaten/Kota : Tabanan
Kupu-kupu yang merupakan salah satu persembahan kekayaan alam Indonesia dan terbesar dari Sabang sampai Merauke, kini dihimpun dalam sebuah taman dengan nama "TAMAN KUPU-KUPU" yang terletak di Desa Wanasari Kabupaten Daerah Tingkat II Tabanan, kurang lebih 5 km ke Utara kota Tabanan. Setiap hari dilepas ratusan ekor kupu-kupu yang beraneka warna, salah satu diantaranya yang paling terkenal didunia ialah: kupu-kupu Sayap Burung Sorga (Omithoptera Paradisea), o. Priamus dan berbagai jenis dari seluruh nusantara. Taman kupu-kupu satu-satunya di Nusantara ini berusaha mengembang biakkan sekaligus menangkar guna keperluan pengetahuan ilmiah maupun sebagai study pendidikan dimasa mendatang.


Bali Butterfly Park (Butterfly Park)
District / City: Tabanan
The butterfly is one of Indonesia's natural wealth and offering the greatest from Sabang to Merauke, now gathered in a park with the name "BUTTERFLY GARDEN" located in the Village Wanasari Tabanan Regency, approximately 5 km north of Tabanan town . Every day hundreds detachable tail butterfly colorful, one of which is the world's most famous: the butterfly wing of the Bird of Heaven (Omithoptera Paradisea), o. Priamus and various kinds from all over the archipelago. Butterfly garden only in this archipelago as well menangkar try breeding for purposes of scientific knowledge as well as study the future of education

Pantai Sanur (Kota Denpasar, Bali)

Pantai Sanur (Sanur Beach)
Kabupaten/Kota : Denpasar
Pantai ini terletak di sebalah timur kota Denpasar dan sudah terkenal sejak dahulu kala, yaitu ketika perang Puputan Badung, pada tahun 1906. Di kalangan pariwisata, Pantai Sanur pertama kali diperkenalkan oleh pelukis Belgia A.J. Le Mayeur bersama istrinya Ni Polok yang menetap di sana sejak tahun 1937. Daya tarik Pantai Sanur adalah sebelah utaranya yang melingkar seperti setengah lingkaran dan bagian selatannya berbelok dari timur ke barat, serta ombaknya tak begitu besar.
Fasilitas yang ada di Pantai Sanur, antara lain hotel bertaraf internasional, seperti Hotal Grand Bali Beach, Hotel Bali Hyatt, Hotel Sanur Beach, dan Hotel Natour Sindu Beach. Di samping itu, masih banyak lagi hotel di sepanjang timur dan tenggara Pantai Sanur. Kios barang kesenian dan art shop juga banyak di sana. Rumah makan dan Resturan yang menyediakan berbagai hidangan baik khas daerah maupun international terdapat disepanjang kawasan Sanur, juga tersedia fasilitas rekreasi air seperti diving, snorkling, canoeing, surfing, jet ski, parasailing dan lain-lain. Para pengunjung juga dapat menikmati keindahan sepanjang pantai . Bagi yang menyenangi olah raga jogging telah tersedia jalan setapak sepanjang kurang lebih 6 km di sepanjang pantai Mertasari sampai Padanggalak.


Sanur Beach (Sanur Beach)
District / City: Denpasar
This beach is located in the eastern city of Denpasar and sebalah been famous since ancient times, when war Puputan Badung, in 1906. Among tourism, Sanur Beach was first introduced by the Belgian painter AJ Le Mayeur and his wife Ni Polok who settled there since 1937. The attraction of Sanur beach is north of coiled like a half circle and the south turning from east to west, and the waves were not so big.
Existing facilities at Sanur Beach, among other international hotels, such as the Hotel Grand Bali Beach Hotel Bali Hyatt, Sanur Beach Hotel, and Hotel Natour Sindhu Beach. In addition, there are many more hotels along the east and southeast of Sanur Beach. Kiosk goods art and art shop too much in there. Restaurants and Resturan that provides a variety of dishes typical of the region and international both are along the Sanur area, water recreation facilities are also available such as diving, snorkeling, canoeing, surfing, jet skiing, parasailing and others. The visitors also can enjoy the beauty along the coast. For those who enjoyed sports jogging along the trail are available approximately 6 km along the coast until Padanggalak Mertasari.

Telaga Waja (Kab.Karangasem, Bali)


Lokasi:
Telaga Waja adalah sungai yang terletak di Desa Rendang, Kecamatan Rendang. Sungai ini sangat bagus untuk kegiatan arung jeram. Airnya jernih dan banyak lekuk dengan bebatuan besar sepanjang aliran sungai. Kegiatan arung jeram ini akan menguji nyali Anda untuk menaklukan tantangan alam ini.
Fasilitas:
Beberapa fasilitas penunjang pariwisata tersedia di tempat ini, seperti hotel-hotel kecil dan restoran.
Deskripsi:
Telaga Waja adalah sungai yang terletak di Desa Rendang, Kecamatan Rendang. Sungai ini sangat bagus untuk kegiatan arung jeram. Airnya jernih dan banyak lekuk dengan bebatuan besar sepanjang aliran sungai. Kegiatan arung jeram ini akan menguji nyali Anda untuk menaklukan tantangan alam ini.
Pemandangan sepanjang sisi sungai sangat mengagumkan dengan udaranya yang sejuk. Bagi mereka yang ingin mencoba tantangan arung jeram Telaga Waja akan menghadapi tingkat II dan tingkat III, juga bersebelahan dengan tingkat IV. Di tengah perjalanan, Anda akan menyaksikan air terjun yang mengagumkan.
Telaga Waja merupakan sungai yang memiliki aliran air yang tetap kontras dengan sungai Ayung yang dalam dan “tajam”. Ekspedisi Telaga Waja dimulai dari lembah terbuka Desa Rendang.
Anda dapat menyaksikan keindahan pemandangan di dibawah aliran air terjun jernih yang menakjubkan. Di kejauhan, anak-anak desa bermain di sungai dan para petani bekerja di sawah.
Titik awal arung jeram adalah Desa Rendang, sementara titik akhirnya di Desa Muncan. Pada titik akhir Anda bisa mandi untuk membersihkan badan. Selanjutnya Anda dapat menikmati sarapan pagi sambil menyaksikan pemandangan Bali yang mengagumkan dari restoran.


Location:
Telaga Waja is a river located in the village of Rendang, Rendang district. This river is great for rafting activities. The water was clear and lots of curves with large rocks along the river flow. This rafting activity will test your guts to conquer the challenges of this nature.
Facilities:
Some tourism facilities available in these places, such as small hotels and restaurants.
Description:
Telaga Waja is a river located in the village of Rendang, Rendang district. This river is great for rafting activities. The water was clear and lots of curves with large rocks along the river flow. This rafting activity will test your guts to conquer the challenges of this nature.
Scenery along the side of the river was amazing with the cool air. For those who want to try Telaga Waja rafting challenges will face the level II and level III, also adjacent to level IV. Along the way, you will witness an amazing waterfall.
Telaga Waja is a river which has a constant flow of water in contrast with that in the Ayung River and the "sharp". Telaga Waja expedition started from the open valley Rendang Village.
You can see the beauty of the landscape under a clear flow of stunning waterfalls. In the distance, children playing in the river villages and farmers working in rice fields.
The starting point of rafting is Rendang Village, while the last point in the village of Muncan. At the end point you can take a shower to cleanse the body. Then you can enjoy breakfast while watching the amazing scenery of Bali restaurants.

Minggu, 05 Desember 2010

Pantai Lovina (Kab. Buleleng, Bali)

Pantai Lovina(Lovina Beach)
Kabupaten/Kota : Buleleng
Kawasan Wisata Lovina ini merupakan kawasan wisata pantai dengan daya tarik utamanya pantai dengan air laut yang tenang, pasir berwarna kehitam-hitaman, dan karang laut dengan ikan-ikan tropisnya. Karena sifat lautnya yang tenang, Lovina ini sangat cocok untuk rekreasi air seperti menyelam, snorkling, berenang, memancing, berlayar, mendayung dan sekedar berendam di air laut.
Disamping daya tarik tersebut di atas, dapat dicatat disini adanya ikan lumba-lumba dalam habitat aslinya. Ikan lumba-lumba yang jumlahnya ratusan ini dapat dilihat di pagi hari, kurang lebih satu kilometer lepas pantai. Ikan lumba-lumba yang menyelam, melompat di atas permukaan air dengan pemandangan untaian gunung di sebelah selatannya, langit kemerah-merahan pertanda terbitnya matahari, merupakan suatu pemandangan yang memberi daya tarik yang sangat memikat.
Kawasan Lovina ini juga ditunjang oleh banyak daya tarik wisata di sekitarnya yang mudah dicapai. Daya tarik pariwisata di sekitar Lovina antara lain : Air Panas Banjar, Wihara Budaha, Air Terjun Gitgit, dan desa-desa sekitarnya yang sangat ideal untuk mereka yang mencintai alam (ecotourism).
Secara resmi, kawasan ini disebut Wisata Kalibukbuk, namun lebih dikenal dengan sebutan Kawasan Wisata Lovina. Kawasan ini meliputi 2 kecamatan, yaitu Desa Pemaron, Desa Tukadmungga, Desa Anturan dan Desa Kalibukbuk masuk Kecamatan Buleleng sedangkan Desa Kaliasem dan Desa Temukus masuk Kecamatan Banjar. Kedua-duanya terletak di kabupaten Daerah Tingkat II Buleleng. Desa yang terletak paling Timur yaitu Desa Pemaron (5 km Barat Singaraja) dan desa paling Barat yaitu Desa Temukus (12 km Barat Singaraja). Pusat kawasan wisata Lovina terletak 10 km dari kota Singaraja.
Kawasan wisata Lovina sementara ini menjadi pusat fasilitas kepariwisataan di Kabupaten Daerah Tingkat II Buleleng. Terdapat berbagai macam akomodasi, baik hotel berbintang, hotel melati, pondok wisata maupun "homestay", rumah makan, toko cendramata, angkutan, pelayanan pertukaran uang (money changer), pelayanan informasi pariwisata (tourist information service), telpon (Wartel) dan lain-lainnya. Sebagai kawasan wisata dan pusat fasilitas pariwisata di Buleleng, Lovina mendapat kunjungan yang terbesar dari wisatawan yang datang ke Buleleng. Berdasarkan hasil survey pariwisata tahun 1992, dari jumlah wisatawan yang menginap di Buleleng, 90 % menginap di Lovina.
Lovina diberi nama oleh Almarhum Anak Agung Panji Tisna. Konon nama Lovina diambil dari nama hotel kecil di India yaitu "Lafeina" dimana beliau menginap dan menulis buku dengan judul Ni Ketut Widhi (yang kemudian buku ini diterjemahkkan kedalam beberapa bahasa dan untuk mengenang almarhum). Ada juga versi lain Lovina ini diambil dari adanya dua pohon "santen" yang ditanam oleh putra beliau yang kemudian tumbuh saling berpelukan. Jadi Lovina berasal dari bahasa latin dengan arti saling mengasihi atau saling menyayangi. Kemudian oleh Bupati Kepala Daerah tingkat II Buleleng, Drs. I Ketut Ginantra selama masa jabatannya dari tahun 1988 sampai 1993, Lovina diartikan sebagai singkatan dari "Love" dan "Ina" artinya "Cinta Indonesia".

Pantai Lovina (Lovina Beach)
District / City: Buleleng
Area Tour Lovina beach is a tourist area with its main attraction beach with calm sea water, blackish-colored sand, and coral reefs with tropical fish. Because of the nature of a quiet sea, Lovina is very suitable for water recreation such as diving, snorkeling, swimming, fishing, sailing, rowing and just soak in sea water.
In addition to the above appeal, it can be noted here the dolphins in their natural habitat. Dolphins by the hundreds can be seen in the morning, approximately one kilometer offshore. Dolphins that dive, jump above the water surface with a string of mountain scenery in the south, the sky was rosy rising of the sun sign, is a sight that gives a very alluring charm.
Lovina area is also supported by many nearby attractions easily accessible. Tourist attraction around Lovina include: Hot Water Banjar, Vihara Budaha, Waterfall Gitgit, and surrounding villages that are ideal for those who love nature (ecotourism).
Officially, this region is called the Tour Kalibukbuk, but better known as Area Tourism Lovina. This region includes two sub-districts, the Village Pemaron, Tukadmungga Village, Village and Village Anturan Kalibukbuk enter Buleleng District while kaliasem Village and Village Banjar District Temukus entry. Both districts are located in Buleleng regencies. Village East is located at the Village Pemaron (5 km west of Singaraja) and the most western village of Temukus Village (12 km west of Singaraja). Central tourist area located 10 km from Lovina Singaraja city.
Lovina temporary tourist area has become a center of tourism facilities in the Regency of Buleleng. There are various kinds of accommodation, hotels, hotels, tourist cabin or "homestay", restaurants, shops cendramata, transportation, money exchange services (money changer), tourism information services (tourist information service), telephone (Wartel) and other -Other. As a tourist area and a center of tourism facilities in Buleleng, Lovina get the biggest requests from tourists who come to the Buleleng. Based on a tourism survey in 1992, the number of tourists who stay in Buleleng, 90% stayed in Lovina.
Lovina was named by the late Anak Agung Panji Tisna. Lovina is said that the name was taken from a small hotel in India, "Lafeina" where he was staying and wrote a book with the title Ni Ketut Widhi (which this book diterjemahkkan into several languages and to commemorate the deceased). There is also another version of this Lovina taken from the two trees "Santen" planted by his son who later grew up hugging each other. So Lovina derived from the Latin with the meaning of love each other or love each other. Then by the regent of Buleleng Level II Regional Head, Drs. I Ketut Ginantra during his tenure from 1988 to 1993, Lovina interpreted as an abbreviation of "Love" and "Ina" means "Love Indonesia."

Pura Taman Ayun (Kab. Badung, Bali)


Pura Taman Ayun (Taman Ayun Temple)
Kabupaten/Kota : Badung
Sebuah lingkungan pura kerajaan yag dibangun tahun 1634. Lingkungan Pura tersebut dikelilingi oleh kolam berisi teratai, kira-kira 300 meter sebelah istana kerajaan Mengwi. Lingkungan pura dengan tiga halaman yang hijau oleh tumbuh-tumbuhan dan rumput-rumputan yang terpelihara, dihiasi oleh barisan meru, paibon dan Padmasana Singgasana Sang Hyang Tri Murti. Dan di seberang lingkungan pura juga terdapat Museum Manusa Yadnya , yaitu Museum upacara kemanusiaan sejak manusia dalam kandungan sampai dengan pembongkaran mayat.
Taman Ayun terletak di Desa Mengwi, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung. Dari kota Denpasar jaraknya lebih kurang 18 km menuju arah barat laut mengikuti jalan jurusan Denpasar-Singaraja melalui Bedugul. Agar sampai di lokasi lingkungan Pura dengan menggunakan kendaraan bermotor memerlukan waktu perjalanan sekitar 25 menit. Kendaraan umum juga ramai lalu lalang dari pagi hingga sore hari, sehingga masalah transportasi tidak ada kesulitan. Di sebelah kiri dan kanan lingkungan Pura terdapat komplek perkampungan penduduk dengan rumah-rumah tradisonalnya, sementara di seberang jalan terdapat jeram-jeram dengan parit yang berliku-liku.


Pura Taman Ayun (Taman Ayun Temple)
District: Badung
A royal temple environment yag built in 1634. Pura environment is surrounded by a lotus pond contained, approximately 300 meters next to the royal palace Mengwi. Environment temple with three pages by green plants and grasses are maintained, decorated by a row of Meru, paibon and Padmasana Throne Sang Hyang Tri Murti. And the environment across the temple there are also Manusa Yadnya Museum, which is the Museum ceremony humanity since humans in the womb until the demolition of the corpse.

Taman Ayun is located in the village of Mengwi, Mengwi District, Badung regency. Distance from Denpasar town approximately 18 km to the northwest following the path of majoring in Denpasar-Singaraja via Bedugul. In order to reach the location of Pura environment using vehicle trip takes about 25 minutes. Public transport was also busy passing from morning to evening, so there is no problem of transportation difficulties. To the left and right environments are complex Pura township residents with homes tradisonalnya, while across the street there are rapids, riffles with the maze of trenches.

Pura Rambut Siwi (Kab. Negara, Bali)


Pura Rambutsiwi(Rambutsiwi Temple)
Kabupaten/Kota : Negara
Rambut siwi sebagai obyek wisata merupakan lingkungan suatu pura yang bernama Pura Rambut siwi, dikelilingi sawah yang membentang luas dan berteras-teras, dan di sebelah selatannya terdapat gundukan tebing dan batu karang yang curam. Dari gundukan tebing ini tampak Samudra Indonesia yang selalu dihiasi oleh deburan ombak. Di sebelah barat daya lingkungan pura terdapat balai tempat istirahat untuk menikmati keindahan panorama laut yang cukup mengasikkan.
Tidak jauh dari balai tempat istirahat tadi, di sebelah selatan pura terdapat undak-undak yang curam untuk jalan turun ke pantai. Di pinggir pantai pada tebing batu karang ada dua buah goa yang dianggap suci dan keramat. Suasana di tempat ini tenang sekali dan baik untuk menenangkan pikiran.
Rambutsiwi terletak di pinggir pantai selatan Pulau Bali bagian barat yang termasuk wilayah Desa Yehembang Kangin, Kecamatan Mendoyo Kabupaten Jembrana. Di sebelah utara lingkungan Pura, lebih kurang 200 meter terbentang jalan raya jurusan Denpasar-Gilimanuk, terdapat penyawangan lingkungan Pura Rambutsiwi. Di sini biasanya umat Hindu yang melintasi jalur perjalanan tersebut berhenti sejenak untuk menghaturkan sembah mohon keselamatan kepada Tuhan Yang Maha Esa.Di sekitar lingkungan pura (terutama di sebelah timur dan barat) ada tempat-tempat istirahat untuk melepas lelah sementara sambil melihat-lihat keindahan alam disekitarnya. Disamping itu terdapat pula disana pameran lukisan maupun barang-barang souvenir lainnya yang dipajang setiap hari.
Rambut siwi sering mendapat kunjungan para wisatawan, baik nusantara maupun mancanegara. Waktu kunjungan yang paling baik adalah pada sore hari sebelum matahari terbenam. Umumnya wisatawan ramai berkunjung kesana pada hari-hari libur, hari raya dan hari piodalannya.


Pura Rambutsiwi (Rambutsiwi Temple)
District / Town: Negara
Siwi hair as an environmental tourist attraction is a temple called Pura Hair Siwi, surrounded by vast stretches of paddy fields and terraces, and in the south there are dune cliffs and steep rocks. From this cliff dune looks Ocean Indonesia which is always decorated by the pounding waves. In the southwest neighborhood temple hall where there is a break to enjoy the panoramic beauty of the sea is quite exciting.
Not far from the hall where the rest had, in the south of the temple there are steep steps to the road down to the beach. On the beach at the cliff there are two caves are considered holy and sacred. The atmosphere in this place so quiet and good for calming the mind.
Rambutsiwi located on the south shore west part of Bali Island which belonged Yehembang Kangin village, district of Jembrana Mendoyo. Pura neighborhood on the north, approximately 200 meters stretch highway department Denpasar-Gilimanuk, there penyawangan Rambutsiwi Pura environment. Here are Hindus who cross the path of travel is paused to deliver to beg salvation worship to God the Almighty Esa.Di neighborhood temples (especially in the east and west) there are places where a break to unwind while, looking at the natural beauty surroundings. In addition there are also exhibitions of paintings and other souvenir items on display every day.
Siwi hair often get visits by tourists, both domestic and foreign. Left is best to visit in the afternoon before sunset. Generally tourists visit there crowded on holidays, holidays and days piodalannya.

Kamis, 02 Desember 2010

Desan Sibetan (Kab. Karangasem, Bali)


Lokasi:
Desa Sibetan, yang terkenal dengan salaknya, terletak di Kecamatan Bebandem-sekitar 83 km dari Denpasar atau 15 km dari Amlapura.
Fasilitas:
Di daerah wisata ini terdapat banyak warung dan penginapan.
Deskripsi:
Sebagai salah satu tujuan wisata di Karangasem, Desa Sibetan menawarkan panorama alam (agro wisata). Desa Sibetan terletak di ketinggian 400-600 m di atas permukaan laut, dengan temperatur rata-rata 20º-30 º C. Rata-rata curah hujannya adalah 1.567 mm-20.000 mm per tahun. Iklim yang dingin dan udara yang segar membuat salak cocok tumbuh di daerah ini. Disini para wisatawan dapat menemukan vegetasi salak dengan beragam rasa. Luasnya kebun salak di daerah ini juga menarik untuk disaksikan.
Sekitar 81,12% daerah Sibetan, yaitu 1.125.000 hektar, diubah menjadi kebun salak. Dengan demikian, sekitar 14 ragam vegetasi salak dapat ditemukan di daerah ini. Wisatawan dapat menyaksikan proses panen salak termasuk pemasarannya.
Selain sebagai pusat salak, Sibetan juga layak dikunjungi karena keunikannya dan budaya dan tarian tradisionalnya, seperti genjek dan angklung.
Untuk menikmati keindahan alam daerah ini, para pengunjung dapat mengiuti aktifitas trekking yang akan dipandu oleh pemandu wisata lokal.

Location:
Sibetan village, famous for he barked, located in Bebandem district 83 km from Denpasar or 15 km from Amlapura.
Facilities:
In tourist areas there are many shops and lodging.
Description:
As one tourist destination in Karangasem, Sibetan Village offers a panoramic view of nature (agro tourism). Sibetan village situated at an altitude of 400-600 m above sea level, with an average temperature of 20 º -30 º C. Average rainfall is 1567 mm, 20.000 mm per year. The cool climate and fresh air make suitable salak grow in this area. Here the tourists can find vegetation barking with a variety of flavors. The extent of salak garden in this area is also interesting to watch.
Approximately 81.12% Sibetan area, which is 1.125.000 hectares, is converted into the garden barking. Thus, about 14 varieties of salak vegetation can be found in this area. Tourists can watch the process of harvesting bark, including its marketing.
Apart from being the center of salak, Sibetan also worth a visit because of its uniqueness and cultural and traditional dances, such as genjek and angklung.
To enjoy the natural beauty of this area, visitors can join the trekking activity that will be led by local guides.

Objek Wisata Putung (Kab. Karangasem, Bali)


Sejarah:
Berdasarkan cerita yang diturunkan dari generasi ke generasi, nama Putung diambil dari nama suatu daearah yang terisolasi, yang dulu pernah dikunjungi oleh orang yang ingin meditasi untuk mendapatkan berkah. Kata "Putung" dianggap berasal dari kata "putus" yang berarti suatu perkawinan tanpa memiliki keturunan, dalam Bahasa Bali disebut "putung".
Lokasi:
Putung terletak di Desa Duda Timur, Kecamatan Selat, sekitar 64 km dari Denpasar dan sekitar 19 km dari Amlapura. Area ini dapat dijankau oleh kendaraan umum atau pribadi.
Fasilitas:
Hotel-hotel kecil dengan restoran dilengkapi dengan areal parkir yangluas tersedia sebagai fasilitas pendukung.
Deskripsi:
Nilai plus pada Putung sebagai objek wisata adalah panoramanya yang indah dan mengagumkan, yang merupakan kombinasi antara pegunungan dan laut dari kejauhan. Putung terletak pada daerah pengunungan yang dikelilingi oleh pepohonan lebat, terutama kebun "salak". Ini membuat daerah ini begitu dingin dan sejuk. Dari sini, kita bisa melihat pemandangan sekitar yakni persawahan. Dari ketinggian ini pula kita bisa melihat para nelayan menangkap ikan. Keindahan Putung menjadi terkenal melalui lukisan seorang pelukis Italia yang tinggal di daerah ini selama bertahun-tahun dan menikah dengan wanita dari Desa Manggis.

History:
Based on stories handed down from generation to generation, a name taken from the name of a Putung daearah isolated, which had been visited by people who want to meditate to get the blessing. The word "Putung" considered to be derived from the word "break" which means a marriage without having offspring, in Bahasa Bali called "putung".
Location:
Putung located in the village of East Duda, District Strait, about 64 km from Denpasar and about 19 km from Amlapura. This area can dijankau by public or private vehicles.
Facilities:
Small hotels with restaurants are equipped with a parking area yangluas available as supporting facilities.
Description:
Value plus the Putung as a tourist attraction is a view of beautiful and amazing, which is a combination of mountains and sea in the distance. Putung lies in the mountains surrounded by dense trees, especially the garden "barking". This makes this region so cold and cool. From here, we can see the scenery around the rice field. From this height we can also see the fishermen catch fish. Putung beauty became famous through the paintings an Italian painter who lived in this area for many years and married a woman from the village of Manggis.

Pantai Candidasa (Kab. Karangasem, Bali)

Sejarah:
Dahulu, Candidasa dikenal sebagai Teluk Kehen. Namun, sejak daerah ini dibuka menjadi objek wisata, nama Candidasa pun mulai digunakan.
Tidak ada catatan/laporan pasti tentang latar belakang nama Candidasa. Namun, dianggap pemilihan nama ini berhubungan dengan cerita "lingga" di bagian dalam candi yang terletak pada perbukitan Candidasa.
Naskah kuno menyebutkan bahwa Pura Candidasa dibangun pada abad ke-12. Ada "lingga" yang terdapat di dalam candi yang dipercaya sebagai symbol Dewa Siwa. Di tempat suci ini konon bisa mendapatkan penghargaan tertinggi atau "sorga" dengan uttering sepuluh huruf yang disebut "Dasa Aksara" (Dasa artinya sepuluh).
Cerita lain mengatakan bahwa nama Candidasa diinspirasi oleh sebuah patung dekat lingga. Patung itu adalah patung Dewi Hariti yang dikelilingi oleh 10 anak. Dipercaya bahwa Dewi Hariti memberikan berkah berupa kemakmuran dan kesejahteraan kepada mereka yang bersembahyang disana.
Lokasi:
Candidasa terletak di desa Samuh-Bugbug, Kecamatan Karangasem. Sekitar 65 km dari Denpasar dan 12 km dari Amlapura.
Fasilitas:
Fasilitas yang tersedia disini antara lain: restoran, hotel-hotel kecil, hotel berbintang, dan fasilitas lain yang diperlukan untuk mendukung industri pariwisata.
Deskripsi:
Candidasa dikenal karena pasir putihnya. Industri pariwisata bermunculan dengan latar belakang Samudra Hindia. Dari tempat ini kita bisa melihat Pulau Lombok dan Nusa Penida dan cahaya "jukung" yakni perahu tradisional yang bersinar akan selalu membawa Anda untuk datang lagi.

History:
Previously, Candidasa is known as the Gulf of the will. However, since this area was opened to tourist attractions, the name Candidasa began to be used.
There is no record / report regarding the background definitely Candidasa name. However, considered the selection of this name is associated with the story of "phallus" on the inside of the temple which is located in Candidasa hills.
Codex mentions that Candidasa Temple was built in the 12th century. There are "commemorative" contained in the temple which is believed as a symbol of Lord Shiva. In this shrine is said to be able to get the highest award or "heaven" by uttering ten letters called "Dasa Literacy" (Dasa means ten).
Another story says that the name Candidasa inspired by a statue near the phallus. The statue is the statue of Goddess Hariti surrounded by 10 children. It is believed that the blessings of Goddess Hariti provide prosperity and welfare to those who pray there.
Location:
Candidasa is located in the village Samuh-Bugbug, Karangasem district. About 65 km from Denpasar and 12 km from Amlapura.
Facilities:
The facilities available here include: restaurants, small hotels, hotels, and other facilities needed to support the tourism industry.
Description:
Candidasa is known for its white sand. The tourism industry emerged with the background of the Indian Ocean. From here we can see the island of Lombok and Nusa Penida and light "boats" which is a traditional boat shine will always take you to come again.