Welcome In Bali

selamat datang di blog ini, dalam blog ini anda akan dapat mengetahui informasi daerah pariwisata yang ada di bali yang wajib anda kunjungi apabila ke Bali

Selasa, 09 November 2010

Wayang Desa Kamasan (Kab. Klungkung, Bali)


KAMASAN sebagai tempat berkembangnya seni lukis wayang klasik dan seni ukiran perak dan kuningan hanyalah sebuah desa kecil di Kabupaten Klungkung, Bali. Desa ini terletak sekitar 2 km di sebelah selatan kota Semarapura yang menjadi ibukota kabuten Klungkung. Jarak dari Denpasar ke desa ini ialah 30 km. Melalui jalan by pass Ida Bagus Mantra desa ini dapat dicapai dengan kendaraan bermotor dalam waktu 45 menit.
Menurut catatan sejarah, seni lukis wayang klasik ini berkembang di Kamasan sejak zaman Kerajaan Majapahit. Antara abad ke-14 hingga abad ke-18, Pulau Bali dikuasai para Dalem, raja-raja keturunan Sri Kresna Kepakisan dari Kerajaan Majapahit.
Salah satu Dalem yang paling dikenal adalah Sri Waturenggong yang merupakan cucu Sri Kresna Kepakisan. Pada masa pemerintahan Dalem Waturenggong ini, seni budaya di Bali mengalami masa pencerahan karena sang raja juga penggemar seni budaya. Dalem Waturenggong membangun istananya di Desa Gelgel. Istana ini dikenal sebagai Puri Suwecapura atau Istana Karunia. Dari tempat ini, Dalem Waturenggong menata urusan pemerintahan dan keamanan negara. Sementara pada saat yang sama, Kamasan – terletak di sebelah utara Gelgel – ditatanya sebagai salah satu pusat kerajaan yang khusus mengurus seni budaya, pendidikan, dan keagamaan. Nama Kamasan dalam prasasti Anak Wungsu yang bertahun Saka 994 (1072 M) berarti benih yang bagus.
Posisi Kamasan dengan peran khusus di waktu silam itu ternyata menjadi benih subur tumbuhnya potensi kesenian terutama seni lukis wayang. Warga sekitarnya seakan terbius untuk mengembangkan bakat seni yang mereka miliki. Selanjutnya “kandungan” Kamasan terus melahirkan seniman. Sebut saja salah satunya kini adalah I Nyoman Mandra yang hasil karyanya pernah dipamerkan sampai ke Bentara Budaya, Jakarta.
Seni lukis wayang kamasan adalah salah satu bentuk karya seni klasik yang dapat dianggap induk seni lukis dalam kebudayaan Bali. Karya seni ini tidak dapat dipisahkan dari nilai keagamaan, terutama nilai ritual. Selain untuk kepentingan ritual keagamaan, seperti untuk ider-ider (kain hiasan), kober (bendera), dan lelontekan (panji), lukisan wayang juga digunakan sebagai dekorasi, seperti penghias dinding ruangan. Kegunaan ini justru semakin melestarikan seni lukis wayang klasik Kamasan hingga kini. Salah satu bukti yang menunjukkan betapa populernya lukisan wayang Kamasan adalah hiasan langit-langit Taman Gili dan Kertha Gosa, dua bangunan dari zaman Kerajaan Semarapura. Kedua bangunan kuno itu kini menjadi salah satu obyek wisata andalan Klungkung.
Tema lukisan Wayan Klasik Kamasan memang sangat khas, yaitu seputar kisah Mahabharata atau Ramayana. Seringkali dalam satu lukisan terdapat beberapa fragmen yang membentuk alur cerita. Gaya lukisan seperti ini mengingatkan kita akan komik-komik jaman sekarang. Bedanya, lukisan Wayang Kamasan tidak memuat teks dialog seperti dalam komik.
Gaya lukisan wayang Kamasan memang unik hingga mampu menarik minat turis berkunjung ke desa tersebut. Spies dan Bonnet, dua maestro seni lukis yang sangat berpengaruh dalam perjalanan seni lukis di Bali, pernah mondok di Kamasan. Bahkan, Spies meninggalkan seperangkat gamelan selendro untuk masyarakat Kamasan.
Di Bali media pembelajaran agama Hindu yang berwujud gambar-gambar dijumpai dalam bentuk seni lukis Wayang Kamasan. Dikenal dengan istilah ‘Wayang Kamasan’, karena seni lukis ini berkembang di desa Kamasan, Klungkung-Bali. Ini dibuktikan dengan hadirnya seni lukis Wayang Kamasan pada gedung Kertha Gosa yang dibangun sejak jaman kerajaan Klungkung. Tema lukisan wayang ini menceritakan tentang perjalanan Bhima ke swarga loka, Diah Tantri, Sang Garuda Mencari Amerta dan Palelindon. Pada prinsipnya seluruh cerita dalam lukisan ini bersumber pada ajaran-ajaran agama Hindu.
Berdasarkan lukisan Wayang Kamasan yang ada pada gedung Kertha Gosa, mengindikasikan bahwa sejak dahulu seni lukis Wayang Kamsan telah dijadikan sebagai media budaya untuk menyampaikan pendidikan moral yang baik bagi masyarakat di jaman Kerajaan Klungkung.
Hingga kini tema-tema cerita yang biasa diangkat dalam seni lukisan Wayang Kamasan di desa Kamasan, Klungkung-Bali meliputi cerita Mahabharata, Ramayana, Sutasoma, Lelintangan, Panji, dan cerita-cerita rakyat lainnya yang mengadung nilai filosofis ajaran Agama Hindu. Ini berarti seni lukis Wayang Kamasan sangat penting peranannya sebagai media dalam menstransfer pendidikan moral dalam Kehidupan Masyarakat Bali.

1 komentar: